Sabtu, 16 Oktober 2010

Penyesalan

                                                                       
    Adinda adalah anak kesayangan ayahnya. Dia memiliki tiga saudara kandun. Pada sutu pagi ia mendengar Ibunya mual-mual dikamar mandi, dia terkejut dan bertanya-tanya kepada dirinya “Biasanya kalau ibu – ibu mual-mual berarti hamil dong?” dalam hatinya dengan terkejut . Adinda memikirkan masalah yang tadi pagi sampai Ia pulang sekolah,dan Dia pun langsung bertanya kepada Ibunya “Ma, mama tadi pagi kenapa mual – mual?? Mama hamil ya?” tanya nya. Ibunya hanya menjawab dengan senyuman yang manis , Pada saat itu ayahnya pulang kerja Adinda pun bertanya juga kepada Ayahnya “Pa, tadi pagi kenapa mama mual – mual?”, “ mama hamil ya pa?” tanya nya , “ya” jawab ayahnya. Setelah mendengar jawaban ayahnya Dia langsung pergi menuju kamarnya dengan wajah sedih. Ia berfikir jika dia tidak akan di sayang lagi dengan ayahnya,dan dia pun pernah berkata dalam hatinya bahwa dia tidak ingin mempunyai adik. Tetapi perasaan tidak ingin mempunyai adik itu lama – lama hilang hingga dia berubah fikiran.
Ibunya saat itu sedang hamil tua. Dan pada saat ke-6 bulan kehamilan Ibunya, ia sangat senang sekali bahkan,setiap hari ia selalu mengusap – usap perut ibunya dan kadang – kadang kepalanya ia letakkan di perut ibunya, bahkan pada saat ibunya mengidam buah kesukaannya dia sampai rebutan dengan ibunya.Sampai pada ke-9 bulannya ia sangat menanti-nanti ke datangan calon adik bayinya. Pada bulan itu juga Adinda juga sedang berulang tahun,tepatnya pada tanggal 10, malam harinya Ia sekeluarga pergi keluar untuk merayakannya. Beberapa hari setelah hari ulangtahunnya dokter berkata “perkiraan dokter jika ibu tidak bisa melahirkan secara normal melainkan ibu hanya bisa di operasi karena foktor usia ibu”, dan dokter menyarankan untuk di operasi pada tanggal 20. Tetapi ibunya tidak ingin merepotkan Suaminya. Pada saat tiga hari kemudian tepatnya tanggal 23 pagi , ibunya merasakan detik-detik kelahiran adiknya, lalu ibunya pergi ke bidan dekat rumahnya, tetapi alat – alat di bidannya tidak memadai jadi ibunya dipindahkan ke rumah sakit dengan di dampingi oleh ayah dan kakak pertamanya. Saat itu Adinda ingin berangkat sekolah tetapi kakaknya melarang karena ibu nya sedang di rumah sakit, akhirnya ia menunggu di rumah dengan ke gelisahhan sampai ada kabar dari ayahnya. Tetapi di saat perjalanan menuju rumah sakit Tuhan berkehendak lain, Tuhan mencabut nyawa ibu dan calon adiknya yang belum sempat di keluarkan dari perut ibunya. Dan saat itu ayahnya langsung mengabarkan ke rumah jika, ibu dan calon adiknya tidak selamat. Setelah mendengar telepon dari ayahnya , Adinda,kakak dan adiknya menangis dan terpukul. Saat itu Adinda menyesali dengan apa yang telah dia ucapkan pada saat pertama kali ia mendengar ibunya hamil dan dia menyalahkan dirinya, ia berfikir karena dia lah ibunya meninggal.
Tetapi satu hari sebelum ibunya meninggal mereka sekeluarga melakukan makan malam bersama dan hal itu jarang sekali terjadi,bahkan pada saat makan malam itu ayah dan ibunya makan sepiring berdua. Sungguh di sayangkan hal itu tidak dapat terulang kembali.
Dari kejadian itu Adinda ikhlas,sadar dan dia tau bahwa itu sudah kehendak dari Yang Maha Kuasa. Sampai sekarang dia masih sayang ibunya, dia selalu mendo’akan Ibunya dan orang – orang yang ia sayangi, karena ia tidk ingi kejadian itu terulang kembali kepadanya.